Masjid Ash-Shiroth

Location : Garut
Year : 2019-2020
Status : Proposal design, not built
Shirotol Mustaqim adalah sebuah frase yang ada di dalam Surat Al Fatihah yang merupakan surat pembuka Al Quran. Frase ini memiliki arti jalan lurus dan memiliki makna sebagai jalan yang benar, jelas dan tidak menyimpang. Diharapkan, masjid ini dapat menjadi wadah penunjuk bagi peserta didik yang mengarahkan mereka ke arah yang benar, lurus ke rahmat Allah.

Shirotol Mustaqim is a phrase in Surah Al Fatihah as the opening of the Quran. The phrase translates into "straight path", which means the correct, undeviated path. The mosque is expected to be a medium for the students that will direct them towards Allah's mercy.
Tapak masjid dipilih pada titik tertinggi di kompleks Sekolah dan Pondok Pesantren Rasana Rasyidah. Masjid direncanakan untuk dapat menjadi bangunan yang mencolok di lingkungannya, tetapi tetap bisa menyatu dengan lingkungan sekitar. Untuk mencapainya, masjid didesain memiliki bentuk arsitektur tektonik khas tropis, dengan elemen garis dan bidang serta memadukan material kayu yang biasa digunakan dalam bentuk-bentuk arsitektur Sunda. Atap utama menjadi elemen bidang sebagai representatif utama unsur lokal dan penanda arah kiblat. Unsur arsitektur modern pada masjid dicerminkan pada bentuk lipatan-lipatan folding architecture pada atap masjid.

The mosque's site was assigned at the highest point in the Rasana Rasyidah School Complex. The mosque was designed to stand out while at the same time, still blending with the environment. To achieve this purpose, the mosque was designed a tectonic architectural form, commonly found in tropical countries.
Transformasi bentuk dasar Masjid Ash-Shiroth.
Massa masjid terdiri dari dua massa yang menutupi ± 30% total luas tapak, yaitu massa utama masjid dan massa penunjang. Massa utama mengambil dasar bentuk persegi yang lalu dirotasikan kemudian ditransformasi sehingga salah satu sudutnya condong ke kiblat. Bentuk ini kemudian diadisi dan disubstraksi dengan segitiga-segitiga kecil sehingga membentuk ruang persegi panjang yang ideal sebagai aula salat masjid.

Sementara itu, massa penunjang mengambil bentuk dasar persegi panjang dengan adisi dan subtraksi segitiga yang mengundang masuk jamaah ke dalam masjid. Massa penunjang memiliki peran utama sebagai zona transisi yang lalu memisahkan antara wanita dan pria menuju area wudu dan area toilet masing-masing.

Mosque mass consists of two masses which covers ±30% of the whole area of the site: the main mass and supporting mass. The main mass takes the form of a square, rotated and pinched at the corner which points to the qibla. This shape is then added and substracted by tiny triangles which form a rectangle space ideal for the mosque's praying hall. 

Meanwhile, the supporting mass takes form of a rectangle, added and substracted with triangles,inviting prayers to come into the mosque. The supporting mass's primary role as a transitional zone divides women and men to their respective ablution and toilet area.​​​​​​​
Untuk memperkuat pernyataan arah kiblat, dua minaret setinggi 20 meter diletakkan untuk membentuk bidang imajiner yang tegak lurus terhadap kiblat.

Two minarets are placed to form imaginary shape perpendicular to the qibla, to amplify the statement of the qibla orientation.
Masjid As Shiroth
Published:

Owner

Masjid As Shiroth

Published:

Creative Fields